Saturday, December 7, 2019

BANJARMASIH


BANJARMASIH

Dalam “Banjarmasih” terbitan museum Lambung Mangkurat Banjarbaru 1981, ia menguraikan, hari kemenangan Pangeran Samudera atau Tuan Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Suriansyah ini sekaligus merupakan penyerahan regalia kerajaan Negara Daha dengan dirajakannya Pangeran Samudera oleh Pangeran Temenggong.

Banjarmasih pun menjadi ibukota bagi seluruh kerajaan Banjar. Sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat penyiaran agama Islam dan mata rantai baru dalam menghadapi penetrasi Portugis di Laut Jawa.

Namun, ternyata saat itu belum dikenal istilah Banjarmasin sebagai nama kota yang berjuluk seribu sungai ini. Dalam Hikayat Banjar atau Hikayat Raja-Raja Banjar dan Kota Waringin pun tak pernah disebut-sebut nama Banjarmasin. Nama yang dikenal waktu itu adalah Banjarmasih. “Istilah ini amat umum untuk dipakai menyebut negeri Banjarmasih, orang Banjarmasih, Raja Banjarmasih, Raja di Banjarmasih dan Tanah Banjarmasih,” tulis Idwar.

Daerah ini kemudian dinamakan Banjarmasih karena kepala negeri atau patihnya disebut Patih Masih. Namun, ia beranggapan nama Patih itu sendiri bukanlah nama sebenarnya. Melainkan hanya sebutan atau gelar. “Dalam bahasa Oloh Ngaju (etnis yang lebih dulu menempati wilayah itu), orang melayu disebut Oloh Masih. Patih Masih berarti patihnya Oloh Masih atau patih orang-orang Melayu sebagai sebutan suatu kelompok etnik di daerah ini,” ia melanjutkan.

Adapun kata “Banjar” sendiri, menurut Idwar Saleh, mengacau bentuk pemukiman masyarakat saat itu yakni berderet sepanjang sungai atau berbanjar. Istilah banjar saat itu digunakan untuk menyebut nama kampung atau pedukuhan orang-orang Melayu

Dengan dipindahkannya pusat pemerintahan dan perdagangan ke kampung orang-orang melayu di tepi sungai kuin itu, nama Banjarmasih pun menjadi nama kerajaan. Sekaligus sebagai pusat peradaban yang membentuk identitas orang banjar saat ini.

Menurut Idwar Saleh, Belanda yang mengubah istilah Banjarmasih menjadi Banjarmasin. Belanda menggunakan istilah itu dalam surat-surat resminya. Dua buah kontraknya dipermulaan abad 17, Belanda masih menggunakan istilah Bandsyermash. Kemudian berubah menjadi Bandjermassingh, dan akhirnya menjadi resmi sebagai Banjarmasin.

#FolksOfBanjar #Banjarese #MelayuBanjar #MelayuBorneo

No comments:

Post a Comment