Friday, December 6, 2019

PENGACAU HULU SUNGAI


PENGACAU HULU SUNGAI
(Kisah Revolusi Fisik Kalimantan Selatan 1945 -1949.

⁣⁣⁣⁣⁣Pada tanggal 1 Juli 1946, H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu. Selanjutnya menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1946) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946).

Konferensi memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatra, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur). Namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjar.

Pada era ini Aktivitas MPK ALRI Divisi IV/pasukan ALRI di bawah pimpinan Hassan Basry meningkat pada tahun 1948. Hal ini tertuang dengan jelas seperti apa yang dilaporkan Residen Borneo Selatan A.G.Deelman,  tertanggal 20 Desember 1948.

Laporan bulan Desember 1948, bahwa tentara NICA/Belanda hampir putus asa bagaimana mengatasinya, seperti dikatakannya : “.. sebagian besar dari pengacau-pengacau ini ternyata dengan terang bahwa hal ini dilakukan oleh gerombolan yang bersenjata modern dan berpakaian uniform yang bertindak atas nama Republik Indonesia di Yogya, sisanya dilakukan oleh penduduk yang ikut turutan ……."

Dari daftar kronologis sejumlah peristiwa di Hulu Sungai selama 45 hari dari tanggal 1 November 1948 sampai tanggal 15 Desember 1948 berisi 73 pokok kejadian.

Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi baik malam hari maupun siang hari tersebar di seluruh Hulu Sungai, bahkan juga di seluruh wilayah Kalimantan Tenggara, seperti pada tanggal 13 November 1948.

Ketika itu pasukan ALRI di bawah pimpinan Hassan Basry menyerang patroli polisi NICA di Pasar Bungkukan (Sampanahan) dan menewaskan 5 orang polisi NICA dan merampas sejumlah senjata.

Photo Source : National Archived .N.L
Repost IG : @sammyxnyder_istorya
Colorized by : @aziez_mirza (Azmirza El-Banjary)

No comments:

Post a Comment