Friday, November 22, 2019

MUSEUM TROWULAN


Museum Trowulan merupakan Pusat Informasi Majapahit yang didirikan oleh salah seorang bupati Mojokerto yaitu R. A. A Kromodjojo yang pada saat itu bekerja sama dengan seorang arsitek asal Belanda bernama Ir. Henry Meclaine Pont. Pusat informasi ini berdiri untuk pertama kalinya pada tanggal 24 April 1928. Saat ini memang dikenal sebagai Museum Trowulan, namun saat pertama didirikan oleh R. A. A. Kromodjojo Adinegoro tempat ini bernama Oudheeidkundige Vereeneging Majapahit (OVM). Bangunan ini didirikan dengan maksud pertama kali sebagai wadah perkumpulan yang bertujuan untuk meneliti peninggalan-peninggalan Mojopahit.

Pada saat bertama kali didirikan, museum ini berada di sebuah rumah di daerah Trowulan yang terletak di jalan raya Mojokerto – Jombang. Bangunan ini digunakan untuk menyimpan artefak-artefak dan penemuan-penemuan  hasil galian yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Baru setelah artefak yang ditemukan sudah banyak, timbul rencana untuk membangun sebuah museum yang terealisasi pada tahun 1926 yang dikenal dengan nama Museum Trowulan.

Museum ini pada akhirnya dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Timur setelah mengalami banyak perpindahan tangan akibat ditangkapnya Meclaine Pont oleh Jepang pada tahun 1942. Karena badan yang akhirnya menangani tidak dikhususkan untuk peninggalan Trowulan saja, melainkan menangani peninggalan purbakala di seluruh wilayah Jawa Timur maka koleksi Museum Trowulan ini semakin hari semakin bertambah. Karena itu museum dipindahkan ke tempat yang jauh lebih luas. Museum akhirnya didirikan kembali di tempat yang berjaraj kurang lebih 2 km dari tempat semula. Tentu saja masih di kawasan situs Trowulan. Meskipun di tempat baru dan namanya menjadi Balai Penyelamatan Arca, masyarakat tetap mengenalnya sebagai Museum Trowulan bahkan hingga sekarang. Koleksi di museum ini bertambah lengkap setelah dipindahkannya koleksi prasasti peninggalan R. A. A Kromodjojo Adinegara dari Gedung Arca Mojokerto.

Setelah lebih disesuaikan dengan fungsinya yang semakin kompleks, tempat ini diberi nama Balai Penyelamatan Arca BP3 Jatim. Namun, mengingat kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat dari masyarakat tentang Mojopahit, akhirnya namanya diubah menjadi Pusat Informasi Mojopahit. Meskipun telah banyak terjadi pada perubahan pada bangunan hingga namanya, hal ini tidak merubah fungsi secara signifikan. Sehingga bangunan ini tetaplah sebuah museum dan Balai Penyelamatan Benda Cagar Budaya di Jawa Timur.

Penulis : Rewina Ika Pratiwi
Sumber Referensi : BPCB Mojokerto

No comments:

Post a Comment