Friday, November 29, 2019

RUHANA KUDDUS


Koto Gadang adalah sebuah nagari (setingkat desa) di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Nagari ini terkenal sebagai penghasil kerajinan perak dan melahirkan banyak tokoh-tokoh tingkat nasional bahkan internasional, seperti Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Soetan Sjahrir, Haji Agus Salim, Jenderal Rais Abin, Rohana Kudus, dan banyak tokoh lainnya.

Telisik tentang Ruhana Kuddus adalah tokoh dari Sumatera Barat adalah wartawan perempuan. Pada 1911, Ruhana mendirikan sekolah Kerajinan Amai Setia (KAS) di Koto Gadang. Ia juga aktif menulis di surat kabar perempuan, Poetri Hindia.

Ketika medianya dibredel pemerintah Belanda, Ruhana berinisiatif mendirikan surat kabar, bernama Sunting Melayu, yang tercatat sebagai salah satu surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Ruhana lahir di Kota Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Roehana adalah kakak tiri dari Sutan Sjahrir, bibi penyair Chairil Anwar, dan sepupu H Agus Salim.

Nama Ruhana Kuddus mulai dikenanag lagi sejak Jum’at (8/11/2019), secara resmi dianugerahi pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara

Jurnalis perempuan pertama di Indonesia itu ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan putuskan pertemuan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dengan Presiden Joko Widodo, Rabu (6/11/2019). Sebagai wartawati, Ruhana Kuddus merupakan orang pertama yang melahirkan surat kabar perempuan. Surat kabar Soenting Melajoe yang didirikan Ruhana pertama kali terbit pada 10 Juli 1912.

Nama asli Rohana Kudus adalah Siti Roehana kemudian menikah berubah menjadi Roehana Koeddoes. Dia lahir dari keluarga terpandang di daerah tersebut. Rohana berasal dari keluarga terpelajar, ayahnya bernama Mohammad Rasjad dengan gelar Maharadja Soetan, ayahnya ini mendapat pendidikan zalam kolonial Belanda dan meniti karir sebagai pegawai kejaksaan pemerintah Hindia Belanda yang ditugaskan dibanyak tempat di Sumatera Barat. Sementara ibu Rohana adalah Kiam yang berasal dari pesukuan Sikumbang

Saat kecil Rohana Kudus tidak mendapatkan pendidikan seperti kaum laki-laki, Rohana Kudus, namun sejak kecil Rohana sudah diajarkan ayahnhya membaca huruf latin dan Arab-Melayu saat itu masih berusia lima tahun.

Kehidupanya berpindah-pindah karena mengikuti sang ayah yang dipindahkan ke berbagai daerah, pada saat usia 6 tahun ayahnya dipindahkan ke Alahan Panjang disana bertemu dengan keluarga Lebai Rajo Nan Sutan yang merupakan Jaksa Alahan Panjang yang juga berasal dari Koto Gadang dan istrinya Aidiesa, pasangan ini tidak memiliki anak sehingga mereka menjadikan Rohana menjadi anak angkatnya

Dari Aidiesa ibu angkat Rohana bisa membaca dan menulis, biasanya dia belajar pada siang hari baru malam hari dia kembali kerumah orang tuanya. Ditempat orang tua angkatnya Rohana juga bebas membaca majalah terbitan Belanda yang memuat berita politik, gaya hidup, serta pendidikan di Eropa.

Di usianya yang ke 24, Rohana kembali ke Koto Gadang dan menikah dengan Abdul Kudus. Pernikahan tak membuat semangat belajarnya meredup. Pada tanggal 11 Februari 1911 dan pada 1915 resmi berdiri Yayasan Kerajinan Amai Setia. Rohana mendirikan Sekolah Kerajinan Amai Setia.

Sebuah sekolah khusus perempuan yang berfokus pada keterampilan. Namun, walau berfokus pada keterampilan, Rohana juga mengajarkan berbagai pelajaran umum, seperti pendidikan baca-tulis, agama, budi pekerti, keuangan, dan juga bahasa Belanda

Dulu di Koto Gadang Rohana Kudus bersama Rakina Putih mengajak ibu-ibu jaman dulu dimana pada saat itu ibu-ibu itu tidak boleh keluar rumah tidak boleh kerja diluar, mula-mula diajar tulis baca, habis itu lama-lama diajak menyulam, jadi ibu-ibu sini senang semua jadi anggota Amai Setia hampir semua di kampung ini jadi anggota mereka belajar menyulam, merenda dan menenun

Perjuangan Rohana dalam memajukan kaum perempuan di Sumatera Barat bukanlah hal yang mudah. Berbagai penentangan didapat dari pemuka adat dan masyarakat lelaki Minangkabau. Mereka beranggapan, untuk apa perempuan harus setara laki-laki.

Source: Berbagai sumber

No comments:

Post a Comment